Beranda | Artikel
Yahudi Bukan Israil!
Rabu, 26 Juli 2017

YAHUDI BUKAN ISRAIL!

Jika seseorang menyebut Israil, maka kata ini selalu disandingkan dengan Yahudi. Ini terjadi di banyak kalangan dari media, forum diskusi, bahkan majlis-majlis ta’lim, tak urung para pembicara tidak membedakan antara Yahudi dengan Israil. Seakan dua kata ini memiliki terminologi yang sama, Yahudi adalah Israil, dan Israil adalah Yahudi. Padahal, penisbatan Yahudi kepada Israil merupakan kekeliruan. Lantas, bagaimana kedua hal ini bisa disebut berbeda?

Berikut kami sampaikan penjelasan mengenai perbedaan ini, menurut pandangan Syaikh Bakar bin ‘Abdillah Abu Zaid –hafizhahullah– dan Syaikh Abu ‘Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salmanhafizhahullah.

Tersebut di dalam kitab Mu’jam Manahil Lafzhiyah, Darul Ashimah, Cetakan III, Tahun 1413H halaman 93-94, Syaikh Bakar bin ‘Abdillah Abu Zaidhafizhahullah– mengatakan :

Syaikh ‘Abdullah bin Zaid Alu Mahmud memiliki sebuah risalah yang berjudul al Ishlahu wat-Ta’dilu fiima Thara-a ‘Ala Ismil Yahudi wan-Nashara Minat-Tabdil. Di dalam kitab tersebut terdapat tahqiq yang menyinggung, bahwa Yahudi telah terlepas dari Bani Israil, disebabkan kekufuran mereka semenjak masa Bani Israil. Yakni, sebagaimana terpisahnya Nabi Ibrahim Alaihissallam dari bapaknya, Azar. Kekufuran itu telah memutuskan loyalitas antara kaum Muslimin dengan orang-orang kafir, sebagaimana diceritakan dalam kisah antara Nabi Nuh Alaihissallam dengan puteranya.

Oleh karena itu, keutamaan-keutamaan yang pernah dimiliki Bani Israil pada zaman dahulu, sedikitpun tidak ada yang dimiliki kaum Yahudi. Karenanya, justru penyematan nama Bani Israil untuk menyebut kaum Yahudi, akan menjadikan mereka meraih  keutamaan-keutamaan, dan keburukan mereka pun tertutupi. Demikian ini berakibat hilangnya perbedaan antara Bani Israil dengan Yahudi sebagai kaum yang dimurkai Allah Azza wa Jalla dan dihinakan di manapun mereka berada.

Begitu pula, tidak boleh mengganti nama Nashara menjadi al Masihin, yaitu menisbatkan kepada pengikut Nabi Isa al Masih. Ini merupakan nama baru yang tidak ada dasarnya dalam sejarah, dan tidak juga dalam perkataan para ulama. Karena orang Nashara telah mengganti dan menyelewengkan kitab Allah Azza wa Jalla , sebagaimana kaum Yahudi telah melakukannya terhadap din (agama) Nabi Musa Alaihissallam. Memberi nama kepada mereka dengan al Masih, tidak memiliki dasar hujjah. Kepada mereka, Allah Azza wa Jalla hanya memberikan nama Nashara, bukan al Masihin.

Kemudian, kekufuran kaum Yahudi dan Nashara terhadap syari’at Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka menjadi musabab penyebutan atas diri mereka sebagai kafir. Allah berfirman :

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. [al Bayyinah/98 : 1]

Jadi sesungguhnya, Yahudi adalah nama bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Nabi Musa Alaihissallam. Adapun yang beriman, mereka itulah yang disebut Bani Israil. Karena itu, orang-orang Yahudi (sendiri) merasa tidak senang (jika) disebut dengan nama Yahudi.

Adapun Syaikh Abu ‘Ubadah Masyhur bin Hasan Alu Salmanhafizhahullah– menuliskan di catatan kaki kitab beliau, as Salafiyun wa Qadhiyatu Filasthina, Markaz Baitul Maqdis, Cetakan I, Tahun 1423H, halaman 12-13, sebagai berikut :

Penamaan ini, -yaitu menamakan Yahudi dengan nama Israil- merupakan kemungkaran. Telah meluas di tengah masyarakat di negeri muslim sebuah perkataan yang berkonotasi celaan Israil melakukan ini dan itu, dan akan melakukan tindakan ini dan itu”, padahal Israil itu, merupakan salah seorang Rasul Allah (utusan Allah), yaitu Nabi Ya’qub Alaihissallam. Dan beliau Alaihissallam , sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan negara yang senang berbuat makar dan keji ini. Antara para nabi dan rasul, sama sekali tidak ada saling waris-mewarisi dengan orang-orang kafir, musuh mereka. Yahudi, sama sekali tidak memiliki hubungan din (agama) dengan Nabi Allah, Israil.

Penamaan seperti ini, memberikan dampak buruk pada pemahaman din kita. Allah dan para rasulNya tidak akan pernah meridhainya, terutama Nabi Israil Alaihissallam. Karena Yahudi adalah kaum kafir dan pembohong. Menyematkan nama ini kepada mereka mengandung pelecehan terhadap Nabi Israil Alaihissallam. Dan yang wajib adalah mecegah penamaan itu.

Dalam Shahih Bukhari, no. 3533, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ يَشْتِمُونَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُونَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّدٌ

Tidakkah kalian merasa heran, bagaimana Allah mengalihkan celaan dan kutukan orang kafir Quraisy dariku. Mereka hanya mencela orang yang tercela, dan mengutuk orang yang tercela. Sedangkan aku, tetap Muhammad (terpuji).

Dan kewajiban kita -minimal- membuat mereka gusar dengan penyematan nama Yahudi pada mereka, karena mereka membenci nama ini dan senang dengan penisbatan palsu kepada Nabi Ya’qub Alaihissallam. Mereka, sedikitpun tidak mendapatkan keutamaan maupun kemuliannya.

Syaikh Abdullah bin Zaid Alu Mahmud memiliki sebuah risalah yang sudah dicetak di Qathar, tahun 1398 H, dengan judul al Ishlahu wat-Ta’dilu fiima Thara-a ‘Ala Ismil Yahudi wan-Nashara Minat Tabdil.

Tentang masalah ini juga, coba lihat Mu’jamul Manahil Lafzhiyah (44), karya Syaikh Bakar Abu Zaid (sebagaimana telah disebutkan di atas, Red), majalah kami, al Ashalah, Edisi 32, Tahun ke-6, tanggal 15 Rabi’ul Awwal 1422H, halaman 54-57, makalah Syaikh Rabi’ bin Hadi, Hukmu Tasmiyati Daulati Yahuda bi Israil. Peringatan dalam masalah ini, juga saya temukan dalam kitab Khurafatu Yahudiyah, karya Ahmad as Syuqairi, halaman 13-30, dengan judul Lastum Abna-u Ibrahima, antum Abna-u Iblisa.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Khusus 07-08/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/7096-yahudi-bukan-israil-2.html